Pekerja mengangkut karung gula pasir di distributor sembako Arista, Sleman, Yogyakarta, Selasa (4/4/2023).
REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) disebut akan menggelontorkan Rp1,5 triliun untuk membeli gula pasir petani yang belum terjual dan menumpuk di gudang pabrik gula. Dana itu akan disalurkan melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).
Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Cabang Kecamatan Assembagoes, Situbondo, Herman Fauzi mengatakan informasi tersebut diperoleh setelah APTRI berkoordinasi dengan Kemenko Bidang Pangan dan Kemenko Perekonomian.
“Pekan lalu pengurus APTRI Pusat berkoordinasi dengan kementerian terkait, dan disampaikan solusinya Danantara akan mengucurkan dana melalui PT Sinergi Gula Nusantara untuk membeli sementara gula petani,” kata Herman di Situbondo, Sabtu (9/8/2025).
Fauzi menyebut, di PG Assembagoes masih ada ribuan ton gula pasir petani yang belum laku terjual sejak sebulan terakhir. Pedagang menawar harga di bawah harga acuan penjualan (HAP) Rp14.500 per kilogram.
“Sudah empat pekan ini tawaran ke pedagang Rp14.350 per kilogram, ada juga yang menawar Rp14.200 per kilogram, minimal harga gula Rp14.500,” ujarnya.
Ia menduga rendahnya harga tawaran dipicu beredarnya gula rafinasi di pasaran. Padahal, kata dia, gula rafinasi diperuntukkan untuk industri makanan dan minuman, bukan konsumsi harian.
“Gula rafinasi itu warnanya sangat putih dan tidak semanis gula pasir pada umumnya, dan harganya lebih murah,” ucapnya.
General Manager PG Assembagoes Mulyono mencatat sekitar 5.000 ton gula pasir petani belum terjual sejak sebulan terakhir. Akibatnya, pembayaran tebu petani yang digiling di pabrik belum bisa dilakukan.
“Karena gula pasir belum terjual ke pedagang, selama lebih dari empat periode ini kami belum melakukan pembayaran kepada petani yang tebunya digiling di PG Assembagoes,” kata Mulyono.
sumber : Antara